TEMPAT KAMI MELAPORKAN


Terjemahkan halaman dengan Google

Proyek Mei 12, 2022

Terancamnya Empat Primata Endemik dan Keanekaragaman Hayati Pulau Sipora

Negara:

Penulis:

Pulau Sipora merupakan rangkaian pulau-pulau di Kepulauan Mentawai yang berada di sebelah pantai barat Sumatera memiliki keunikan flora dan fauna karena pulau ini telah terpisah secara geologis dari lempeng daratan Sunda sejak zaman Mid-Pleistocen, 500 ribu hingga sejuta tahun lalu. Keterpisahan menjadikan proses evolusi setempat menghasilkan endemisitas tinggi bagi
spesies-spesies yang hidup di sana.

Hutan Sipora merupakan habitat penting empat primata endemik Mentawai yakni bokkoi (Macaca pagensis), joja (Presbytis potenziani), bilou (Hylobates klosii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu). Juga ada bajing terbang endemik, berbagai jenis burung, reptil, dan berbagai jenis tumbuhan.

Namun keanekaraman hayati yang bernilai tinggi itu terancam punah sebab pemerintah melalui Balai Hutan Produksi Wilayah III di Pekanbaru mengeluarkan dua izin penebangan hutan di atas tanah hak milik masyarakat. Satu izin atas nama Jasa Samangilailai seluas 438, 68 hektar di Desa Sureinuk, Sipora Selatan. Satu izin lagi atas nama Aser Sababalat seluas 243 hektar. Di Desa Tuapeijat, Sipora Utara.

Ancaman juga muncul dari perluasan lahan perladangan dan pemukiman warga sebab Sipora merupakan pusat ibu kota kabupaten Mentawai. Di sisi lain, status hutan di Pulau Sipora yang merupakan kawasan hutan produksi menjadikan hutan di wilayah itu sangat rentan untuk dieskploitasi untuk kepentingan lain.

Proyek tulisan ini akan menggambarkan ancaman terhadap hutan Sipora dan keanekaragaman hayati di tempat itu serta penolakan yang dilakukan masyarakat akibat izin penebangan hutan itu.