Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan mencatat saat ini Kabupaten Luwu Timur kehilangan tutupan hutan sekitar 41 ribu hektare. Penyebabnya adalah aktivitas tambang nikel. Pada 2009 tercatat luasan tutupan hutan di kabupaten itu masih mencapai 428 ribu hektare. Lalu pada 2014 berkurang menjadi seluas 412 ribu hektare dan hingga kini seluas 387 ribu hektare.
Hutan tropis di Sulawesi Selatan memang sedang mengalami ekspansi tambang nikel. Akibatnya, berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat lokal/adat setempat. Perampasan wilayah kelola masyarakat membuat mereka menderita. Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terjadi hingga penghasilan mereka yang merosot. Sedangkan PT Vale semakin kaya karena pertambangan dan pengelolaan nikel terus meluas.
Fungsi hutan mulai beralih menjadi daerah tambang setelah pemerintah menerbitkan izin usaha pertambangan di Kabupaten Luwu Timur.